JADILAH ORANG YANG SABAR DAN PEMAAF

JADILAH ORANG YANG SABAR DAN PEMAAF
Disusun oleh:
BAYU MULYA PERMANA PUTRA; dan
MUHAMMAD DIWANUL MUJAHIDIN
Mahasiswa S1 Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
di Universitas Negeri Surabaya



            Sabar adalah suatu sikap menahan emosi dan keinginan, serta bertahan dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh. Sabar merupakan kemampuan mengendalikan diri yang juga dipandang sebagai sikap yang mempunyai nilai tinggi dan mencerminkan kekokohan jiwa orang yang memilikinya. Semakin tinggi kesabaran yang seseorang miliki maka semakin kokoh juga ia dalam menghadapi segala macam masalah yang terjadi dalam kehidupan. Sabar juga sering dikaitkan dengan tingkah laku positif yang ditonjolkan oleh individu atau seseorang.
            Setiap manusia harus memiliki kesabaran dalam menghadapi orang. Mengapa? Karena setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda, sifat menghadapi gurauan yang berbeda, dan sifat menghadapi hal serius yang berbeda. Manusia lahir dari keluarga yang berbeda, dari suku yang berbeda. Allah SWT berfirman dalam Surat Al-Hujurat (49:13):

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
13.  Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.

            Dalam firman di atas, Allah memerintahkan kita untuk saling mengenal satu sama lain. Tidak hanya melalui fisik, namun bathin pun juga harus kita ketahui. Hal ini tentu juga harus kita ketahui sebagai makhluk Allah SWT yang majemuk. Jadi, jagalah kesabaran yang kalian miliki dalam menghadapi orang yang berbeda. Allah SWT berfirman dalam Sural ‘Ali Imran (3:200)
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اصْبِرُوْا وَصَابِرُوْا وَرَابِطُوْاۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ ࣖ
200.  Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.                    

            Banyak sekali Ayat-Ayat Al-Quran dan hadits Nabi Muhammad SAW yang memerintahkan untuk bersabar. Sabar merupakan senjata yang paling tajam dalam menghadapi orang yang berbeda, agar tidak ada permusuhan hingga pemutusan tali Silaturrahim yang berakibat fatal terutama hubungan sesama Muslim. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah (2:153):
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
153.  Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar.

            Allah SWT selalu bersama dengan orang-orang yang sabar. Maka, jadikanlah sabar sebagai penolongmu dimanapun Anda berada.

Dari Anas r.a., katanya: "Saya mendengar Rasululiah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah 'Azzawajalla berfirman: "Jikalau Aku memberi cobaan kepada hambaKu dengan melenyapkan kedua matanya - yakni menjadi buta, kemudian ia bersabar, maka untuknya akan Kuberi ganti syurga kerana kehilangan keduanya yakni kedua matanya itu." (Riwayat Bukhari)

Dari 'Atha' bin Abu Rabah, katanya: "Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma mengatakan padaku: "Apakah engkau suka saya tunjukkan seorang wanita yang tergolong ahli syurga?" Saya berkata: "Baiklah." Ia berkata lagi: "Wanita hitam itu pernah datang kepada Nabi s.a.w. lalu berkata: "Sesungguhnya saya ini terserang oleh penyakit ayan dan oleh sebab itu lalu saya membuka aurat tubuhku. Oleh kerananya haraplah Tuan mendoakan untuk saya kepada Allah - agar saya sembuh." Beliau s.a.w. bersabda: "Jikalau engkau suka hendaklah bersabar saja dan untukmu adalah syurga, tetapi jikalau engkau suka maka saya akan mendoakan untukmu kepada Allah Ta'ala agar penyakitmu itu disembuhkan olehNya." Wanita itu lalu berkata: "Saya bersabar," lalu katanya pula: "Sesungguhnya kerana penyakit itu, saya membuka aurat tubuh saya. Kalau begitu sudilah Tuan mendoakan saja untuk saya kepada Allah agar saya tidak sampai membuka aurat tubuh itu." Nabi s.a.w. lalu mendoakan untuknya - sebagaimana yang dikehendakinya itu." (Muttafaq 'alaih)

            Menjadi orang yang sabar bukanlah hal yang sulit. Bagaimana caranya? Hafalkan beberapa dalil baik dari Al-Quran maupun hadits Rasulullah SAW dan tanamkan pada pikiran dan hati kalian. Ingat selalu kalimat itu. Insya Allah, kalian akan dengan mudah bersabar menghadapi orang yang memiliki tingkat kesabaran yang lebih lemah dari kita. Karena, marah merupakan hawa nafsu. Manusia harus bisa mengendalikan hawa nafsu dari marah, karena hawa nafsu merupakan godaan syaiton dan marah merupakan hal yang disukai oleh syaiton. Oleh karena itu, ada hadits dari Abu Hurairah r.a. bahwasanya ada seorang lelaki berkata kepada Nabi s.a.w.: "Berilah wasiat padaku." Beliau s.a.w. bersabda: "Jangan marah." Orang itu mengutanginya berkali-kali tetapi beliau s.a.w. tetap bersabda: "janganlah marah." (Riwayat Bukhari)

            Namun, bagaimana jika kita dibuat marah oleh orang lain karena perbuatan atau lisannya? Apakah kita tetap tidak boleh untuk marah? Saran saya, sebaiknya tegur perbuatannya yang tidak menyenangkan hati. Jika ia tetap marah, tinggallah pergi dan maafkanlah ia. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surat ‘Ali Imran (3:134):

الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ فِى السَّرَّۤاءِ وَالضَّرَّۤاءِ وَالْكٰظِمِيْنَ الْغَيْظَ وَالْعَافِيْنَ عَنِ النَّاسِۗ وَاللّٰهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِيْنَۚ
134.  (yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan,

            Maafkanlah kesalahannya, karena manusia itu memiliki kepribadian yang berbeda. Justru, perbedaan itulah yang bisa menjadikan tantangan bagi kita dalam menghadapi orang yang mudah emosi. Juga, di masa yang akan datang, saat kita terjun dalam kerumunan masyarakat yang berbeda, kita sudah memiliki pengalaman terhadap orang yang berbeda pandangan dan tingkat kesabaran yang berbeda. Namun, dia berbuat seperti itu juga mungkin karena dia odoh. Seperti hadits dari ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma, katanya: 'Uyainah bin Hishn datang - di Madinah, kemudian turun - sebagai tamu - pada anak saudaranya - sepupunya - yaitu Alhur bin Qais. Alhur 'Adalah salah seorang dari sekian banyak orang-orang yang didekat-kan oleh Umar r.a. - yakni dianggap sebagai orang dekat dan sering diajak bermusyawarah, kerana para ahli baca al-Quran - yang pandai maknanya - adalah menjadi sahabat-sahabat yang menetap di majlis Umar r.a. serta orang-orang yang diajak bermusyawarah olehnya, baik orang-orang tua maupun yang masih muda-muda usianya. 'Uyainah berkata kepada sepupunya: "Hai anak saudaraku engkau mempunyai wajah - banyak diperhatikan - di sisi Amirul mu'minin ini. Cobalah meminta izin padanya supaya aku dapat menemuinya. Saudaranya itu memintakan izin untuk 'Uyainah lalu Umarpun mengizinkannya. Setelah 'Uyainah masuk, lalu ia berkata: "Hati-hatilah,hai putera Alkhaththab - yaitu Umar, demi Allah, tuan tidak memberikan banyak pemberian - kelapangan hidup - pada kita dan tidak pula tuan memerintah di kalangan kita dengan keadilan." Umar r.a. marah sehingga hampir-hampir saja akan menjatuhkan hukuman padanya. Alhur kemudian berkata: "Ya Amirul mu'minin, sesungguhnya Allah Ta'ala berfirman kepada NabiNya s.a.w. - yang artinya: "Berilah maaf, perintahlah kebaikan dan berpalinglah - jangan menghiraukan - pada orang-orang yang bodoh." Dan ini - yakni 'Uyainah - adalah termasuk golongan orang-orang yang bodoh. Demi Allah, Umar tidak pernah melaluinya - melanggarnya - di waktu Alhur membacakan itu. Umar adalah seorang yang banyak berhentinya - amat mematuhi - di sisi Kitabullah Ta'ala. (Riwayat Bukhari).
            Jadi, bersabarlah dan jangan engkau hiraukan terhadap orang-orang yang bodoh. Jika sudah kau nasehati namun ia semakin marah, tinggalkanlah dia.

Allah Ta’ala berfirman dalam Surat Al-Baqarah (2:155)
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ
155.  Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,

            Dari ayat di atas, maka dapat kita ketahui bahwa ujian itu akan mengiringi manusia selagi manusia itu telah lahir di dunia, manusia diberi 2 ujian yaitu ujian kepada makhluk-Nya yang dia cintai dan ujian untuk makhluk-Nya yang ingin diberi hidayah, ujian tersebut dapat berupa ketakutan, kemiskinan, kekurangan harta (jatuh miskin). Hal ini tentu menjadi suatu hal yag menjadi momok bagi setiap individu, akan tetapi percayalah bahwa Allah SWT memiliki rencana yang baik. Allah mengingingkan kita agar menjadi manusia yang terbaik. Kita dilahirkan suci  dan harapan Allah adalah kembali kepada Rabb dengan keadaan suci pula, sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Fajr Ayat  27-30 :

يٰٓاَيَّتُهَا النَّفْسُ الْمُطْمَىِٕنَّةُۙ ارْجِعِيْٓ اِلٰى رَبِّكِ رَاضِيَةً مَّرْضِيَّةً ۚ فَادْخُلِيْ فِيْ عِبٰدِيْۙ وَادْخُلِيْ جَنَّتِيْ ࣖࣖ
27.  Wahai jiwa yang tenang!
28.  Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya.
29.  Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku,
30.  dan masuklah ke dalam surga-Ku.

            Dari potongan ayat di atas dapat kita hubungkan dengan sikap bersabar, jika kita bersabar maka jiwa kita akan terasa tenang, tidak ada musuh yang berarti buat kita, dan orang yang sabar juga memiliki sifat pemaaf sehingga mereka orang orang yang sabar memiliki kepercayaan bahwa Allah Maha Menunjukkan jalan bagi mereka, Allah Maha Pemaaf dan Allah memberikan rizki berupa kesabaran.

Dari Anas r.a., katanya: "Nabi s.a.w. berjalan melalui seorang wanita yang sedang menangis di atas sebuah kubur. Beliau bersabda: "Bertaqwalah kepada Allah dan bersabarlah!" Wanita itu berkata: "Ah, menjauhlah daripadaku, kerana Tuan tidak terkena mushibah sebagaimana yang mengenai diriku dan Tuan tidak mengetahui mushibah apa itu." Wanita tersebut diberitahu – oleh sahabat beliau s.a.w. - bahwa yang diajak bicara tadi adalah Nabi s.a.w. Ia lalu mendatangi pintu rumah Nabi s.a.w. tetapi di mukanya itu tidak didapatinya penjaga-penjaga pintu. Wanita itu lalu berkata: "Saya memang tidak mengenai Tuan - maka itu maafkan pembicaraanku tadi." Kemudian beliau s.a.w. bersabda: "Hanyasanya bersabar - yang sangat terpuji - itu ialah di kala mendadaknya kedatangan mushibah yang pertama." (Muttafaq 'alaih)         Dalam riwayat Muslim disebutkan: "Wanita itu menangisi anak kecilnya - yang mati."        Keterangan: Maksud "Mendadaknya kedatangan mushibah yang pertama," bukan berarti ketika mendapatkan mushibah yang pertama kali dialami sejak hidupnya, tetapi di saat baru terkena mushibah itu ia bersabar, baik mushibah itu yang pertama kalinya atau keduanya, ketiganya dan selanjutnya. Jadi kalau sesudah sehari atau dua hari baru ia mengatakan: "Aku sekarang sudah berhati sabar tertimpa mushibah yang kemarin itu," maka ini bukannya sabar pada pertama kali, sebab sudah terlambat.

Dari Abu Hurariah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Bukanlah orang yang keras - kuat - itu dengan banyaknya berkelahi, hanyasanya orang-orang yang keras - kuat - ialah orang yang dapat menguasai dirinya di waktu sedang marah-marah." (Muttafaq 'alaih)

            Dari hadits di atas, hendaknya kita harus bisa menguasai amarah kita. Sabarlah kalian, sabar. Allah SWT suka orang yang sabar menghadapi masalah-masalah yang sekiranya bisa membuatnya putus asa, namun ia tak putus asa dan tak putus dari rahmat Allah SWT.
Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah (2:256):
لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ........
286.  Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.....

            Jadi teman-teman seiman, bersabarlah terhadap segala hal dan jangan terlalu dibawa ke dalam hati yang bisa menjadi beban kalian. Jalani segala hal yang menurut kalian berat dengan ikhlas dan jangan putus dari rahmat Allah, sebagaimana firman-Nya dalam Surat Yusuf (12:87):
يٰبَنِيَّ اذْهَبُوْا فَتَحَسَّسُوْا مِنْ يُّوْسُفَ وَاَخِيْهِ وَلَا تَا۟يْـَٔسُوْا مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يَا۟يْـَٔسُ مِنْ رَّوْحِ اللّٰهِ اِلَّا الْقَوْمُ الْكٰفِرُوْنَ
87.  Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang yang kafir.”

Sekian dari kami, Jazakumulah Khairan.




Komentar